Rabu, 21 September 2016

GARIS2 BESAR MATERI KULIAH PAK, TM. I-VIII.


GARIS2 BESAR
MATERI KULIAH PAK (TM. I-VIII)

Pdt. Sudiaro Laiya

A.MANUSIA

Tatap Muka (TM)
TM ke I.HAKEKAT MANUSIA
Alkitab memberi kesaksian tentang sumber segala sesuatu. Kitab Kejadian 1:1 mengawali penjelasan dengan kata-kata : “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”
1.    Allah menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada (Creatio Ex Nihilo).
2.    Menurut kesaksian Alkitab, manusia diciptakan.
a.     Dari debu tanah, Allah beri nafas hidup shg menjadi makhluk hidup.
b.     Diciptakan sebagai Gambar Allah (Imago Dei).
c.     Sebagai Mandataris Allah.
d.     Menjadi mandataris Allah berarti manusia diberi tugas mulia memperbanyak keturunan, memenuhi bumi dan menaklukkan bumi, berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung dan atas segala binatang yang merayap (Kej 1:27-28).
3.    Kebebasan dan keterbatasan Manusia.
a.     Kebebasan itu tercermin dalam statusnya sebagai mandataris Allah, seperti yang sudah dijelaskan di atas.
b.     Manusia diberi kebebasan dengan menunjukkan satu jalan keselamatan saja, yaitu jalan ketaatan kepada perintah Allah. Jalan yang lain justru dilarang dengan ancaman keras. Baca baik-baik Kej 2:15-17 dan perhatikan penjelasan berikut : Tidak memakanbuah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, berarti taati perintah Allah, lalu selamat. Tetapi memakan buah pohon tersebut berarti tidak taat kepada Allah, akibatnya kematian.
c.     Perintah Allah tidak memberikan kemungkinan bagi manusia untuk memilih salah satu  dari dua jalan. Sebab hanya ada satu jalan yang ditekankan oleh Tuhan Allah, yaitu jalan mentaati perintah-Nya.
d.     Manusia mendapat kebebasan sejati dalam Yesus Kristus, yaitu kebebasan dari dosa (Yoh 8:36).
4.    Manusia menurut kesaksian di luar Alkitab.
a.     Menurut Agama Islam (pelajari dlm buku PAK).
b.     Menurut Komunisme/teori evolusi (pelajari dlm buku PAK).


TM ke II.MANUSIA DAN TANGGUNGJAWABNYA
1.    Tanggungjawab terhadap dirinya (contoh : cari makan).
2.    Tanggungjawab terhadap keluarganya.
3.    Tanggungjawab terhadap sesama dan masyarakat (tolong menolong dalam kasih). Karena itu manusia tidak dapat hidup sendiri, harus membutuhkan orang lain juga.
4.    Tanggungjawab manusia terhadap bangsa dan negara.
5.    Tanggungjawab manusia kepada Tuhan.


TM ke III.MANUSIA DAN KEUTUHAN CIPTAAN
1.    Mulanya Allah menciptakan segala sesuatu dalam keadaan baik (Kej 1 berapa x? tapi ada 1x dikatakan tidak baik, apa itu? Cari Kej 2:18)).
2.    Yang dimaksud “baik” adalah seluruh ciptaan, baik makhluk hidup (manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dll) maupun ciptaan lainnya, semuanya hidup dalam keselarasan yang utuh.
3.    Tetapi setelah manusia jatuh ke dalam dosa maka semuanya menjadi rusak.
a.     Manusia tidak setia lagi terhadap mandat yang sudah dipercayakan Tuhan.  
b.     Sehingga dunia yang kita diami sekarang adalah dunia yang sudah pecah-pecah, dan tercabik-cabik oleh exploitasi dan keserakahan manusia.
c.     Kehidupan manusia dan lingkungan hidup terancam oleh berbagai pencemaran.
d.     Ketidakadilan ditemui hampir disetiap lapangan kehidupan.
e.     Konflik antar etnis terus berlangsung di berbagai tempat, bahkan mengancam ke tingkat yang lebih besar.
f.      Agama-agama sebenarnya berpeluang besar untuk menciptakan masyarakat yang adil dan menghargai keutuhan ciptaan. Tetapi pada kenyataannya yang terjadi justru sering menimbulkan konflik, karena sering adanya prasangka buruk terhadap agama lain.

4.    Sehubungan dengan itu sangat dibutuhkan :
a.     Kesadaran akan Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) harus terus ditingkatkan dan diperjuangkan.
b.     Kesungguhan untuk menjaga dan memelihara keutuhan alam semesta, manusia/orang percaya harus peduli dan setia melaksanakan mandat yang dipercayakan Allah seperti  diamanatkan dalam Kej 1:28, 2:15 :
Ø Mengendalikan perkembangan manusia secara bertang- gungjawab.
Ø Mengusahakan dan memelihara alam : tanah, air, udara dan makhluk hidup.
Ø Menjaga dan memelihara lingkungan mulai dari : diri sendiri, tempat tinggal dan lingkungan sekitarnya.



B.AGAMA

TM ke IV.AGAMA DAN PENGERTIANNYA
Ada beberapa dasar untuk mengerti tentang Agama, sbb :
1.    Pengertian agama.
a.     Dalam bahasa Sansekerta, “a” artinya tidak dan “gama” artinya kacau. Agama berarti tidak kacau.
b.     Dalam bahasa Latin disebut religio, diindonesiakan dengan kata religi. Kata kerja dari religio ialah religare, artinya menyangkutkan, memulihkan ikatan. Dalam pengertian ini, religio berarti menggantungkan diri serta berusaha memulihkan hubungan dengan yang ilahi.
c.     Dalam agama meyakini bahwa ada kekuatan dan kekuasaan yang melebihi segala sesuatu, yang memungkinkan segala sesuatu ada, dan dianggap sebagai yang suci. Kekuatan dan kekuasaan yang super itu dipersonifikasikan dalam wujud dewa, ilah, allah, dan sebagainya.
d.    Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa agama sebagai upaya manusia untuk mengikatkan dan menyesuaikan hidupnya dengan tata tertip, peraturan dan hukum ilahi. Dengan melakukan demikian diharapkan, bahwa hubungan manusia dengan yang ilahi, dengan sesama dan lingkungan tidak kacau, melainkan dapat berjalan dengan tertip dan harmonis.
2.    Timbulnya agama secara sosiologi.
a.     Dimulai dengan hadirnya seorang nabi atau rasul.
b.     Adanya wahyu yang diterima untuk diteruskan atau diajarkan kepada orang lain.
c.     Adanya pengikut atau penganut ajaran itu yang disebut umat.
d.     Adanya kitab suci yang memuat wahyu-wahyu yang sudah diterima.
3.    Agama ditinjau dari sudut kepercayaan kepada kuasa ilahi, ada beberapa jenis kepercayaan sebagai berikut :
a.     Jenis kepercayaan animisme.
b.     Jenis kepercayaan dinamisme.
c.     Jenis kepercayaan politeisme.
d.     Jenis kepercayaan Monoteisme.
4.    Fungsi-fungsi umum agama.
a.     Membawa orang kepada penciptanya.
b.     Melaksanakan kehendak Penciptanya dalam memelihara dan menyelamatkan karya penciptaan Sang Pencipta.
c.     Membimbing umat penganut agama ke jalan yang damai sejahtera.
d.     Agama dapat mempersatukan masyarakat yang berbeda suku, budaya, daerah dan bangsa.

TM ke V.AGAMA KRISTEN
1.    Agama Kristen sebagai agama sejarah.
a.     Disebut sebagai agama sejarah karena Agama Kristen mempunyai keterikatan dengan peristiwa-peristiwa yang sesungguhnya terjadi dalam sejarah (contoh : peristiwa penderitaan, kematian dan kebangkitanYesus terjadi di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, dll.).
b.     Agama Kristen lebih memiliki perngertian menuju kepada “jalan kehidupan yang kekal”. Jalan kehidupan yang kekal itu adalah Yesus sendiri (baca Yoh 3:16 dan 14:6).
c.     Kata “Kristen” artinya orang-orang yang “mengikut Kristus”. Jadi penganut Agama Kristen adalah orang-orang yang telah mengambil sikap dan keputusan untuk menyerahkan diri mengikut Yesus Kristus pada jalan-Nya, yang menuju kepada hidup kekal.
d.     Karena itu, Agama Kristen adalah agama yang berpusat pada Yesus Kristus dan ajaran-Nya.
2.    Dasar dan ciri khas Agama Kristen.
a.     Memiliki Alkitab (PL dan PB) sebagai sumber kesaksian dan sumber segala penyataan Allah (diuraikan lebih lanjut).
b.     Kitab-kitab yang ada di dalam Alkitab sebanyak 66 kitab disebut sebagai kitab yang kanonik. Kanon artinya ukuran dan norma bagi kehidupan orang Kristen, karena isi Alkitab itu berisikan kebenaran “Firman Allah”.
c.     Selalu mengungkapkan dan mengikrarkan Pengakuan Iman kepada Kristus (dasar Mat 16:15-16). Dalam perkembangan berikutnya dirumuskan Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea dan Pengakuan Iman Athanasius.
d.     Meyakini penyataan Allah yang menyangkut janji-janji keselamatan dari Allah. Janji-janji Keselamatan itu di nubuatkan dalam PL dan direalisasikan dalam PB di dalam Yesus Kristus.
3.    Agama Kristen di Indonesia.
a.     Masuknya agama Kristen di Indonesia  pertama dibawa oleh orang-orang Portugis yang tiba di Maluku tahun 1512, kemudian menetap di Ternate tahun 1522 dan mulai menyebarkan agama Katolik.
b.     Setelah Blanda masuk di Indonesia, mereka mendirikan Badan Dagang yang disebut VOC (Verenigde Oost-Indiche Compagnic) tahun 1602, serentak dengan itu mereka mulai menyebarkan agama Kristen. Pada zaman penjajahan Belanda agama Kristen disebarkan ke seluruh Indonesia.
c.     Karena agama Kristen disebarkan oleh para missionaris Belanda, maka agama Kristen sering dipandang sebagai agama Kolonial Belanda. Karena itu, peranannya dalam memperjuangkan kemerdekaan seolah-olah tidak ada sama sekali.
d.     Memang agama Kristen disebarkan para missionaris Belanda, tetapi agama Kristen tidak identik dengan kolonialisme Belanda.
e.     Sebenarnya ada banyak tokoh-tokoh muda Kristen pada waktu itu yang turut memperjuangkan kemerdekaan RI, antara lain : Dr. Sam Ratulangi, Adi Sucipto, Dr. Leimena, Dr. T.B. Simatupang, bahkan juga Gerakan Mahasiswa Kristen.

C.GEREJA


TM ke VI.HAKEKAT GEREJA
1.    Pengertian Gereja.
a.     Kata Gereja, berasal dari bahasa Yunani “ekklesia” (ekklesia). Terdiri dari dua kata : “ek” (ek) artinya keluar, dan “kaleo” (kaleo) artinya dipanggil. Ekklesia artinya dipanggil keluar. Pengertian ini mengungkapkan bahwa gereja pada hakekatnya adalah orang-orang percaya yang dipanggil keluar dari kegelapan (dosa) kepada terang Kristus, untuk menjadi saksi keselamatan bagi dunia (baca I Petrus 2:9-10).
b.     Di Indonesia kata Gereja itu diambil dari bahasa Portugis yaitu “Igreya”. Dari pengertian itu dipahami bahwa Gereja adalah persekutuan orang percaya.
2.    Tugas dan Panggilan Gereja.
Gereja sebagai institusi atau lembaga, memiliki tugas panggilan sebagai berikut.
a.     Bersaksi (marturia).
Gereja dipanggil untuk bersaksi memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada dunia (Kis 1:8, Mat 28:18-20), yang dijalankan melalui kata dan perbuatan, supaya dunia percaya bahwa keselamatan hanya ada di dalam Tuhan Yesus (baca Kis 4:12).
b.     Melayani (diakonia).
Injil Kerajaan Allah yang diberitakan oleh gereja, adalah Injil yang utuh yang mencakup berita keselamatan jasmani dan rohani. Karena itu gereja terpanggil untuk melaksanakan pelayanan kasih untuk membantu orang menderita, miskin dan turut ambil bagian dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat.
c.     Bersekutu (koinonia).
Pelaksanaan tugas persekutuan ini bertujuan agar gereja bertumbuh baik ke dalam maupun keluar, baik kualitas maupun kuantitas. Persekutuan ini dilaksanakan melalui ibadah, Sekolah Minggu, Katekisasi dan PAK.


3.    Sejarah Gereja.
a.     Titik awal terbentuknya gereja terjadi pada hari Pentakosta (hari ke-50) pada peristiwa Turunnya Roh Kudus (Kis 2:1-47). Karena itu pertumbuhan dan perkembangan gereja itu tidak terlepas sebagai karya dari Roh Kudus.
b.     Di zaman PB, sejarah gereja dan perkembangannya sama dengan kehidupan sosial, budaya dan politik. Orang-orang Kristen hidup dan berkembang dalam kelompok-kelompok kecil yang tersebar di berbagai tempat (baca Kis 2:2-13).
c.     Dalam realitas sosial semacam ini, ternyata gereja tidak lagi hanya berada di Yerusalem, tetapi telah bertumbuh dan berkembang ke wilayah lain dari Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi (cf. Kis 1:8), termasuk di Indonesia.
4.    Sejarah Gereja di Indonesia.
(Lihat dan baca kembali materi kuliah ke IV AGAMA DAN PENGERTIANNYA, nomor 3. Agama Kristen di Indonesia : a, b, c, d dan e)


TM ke VII.KEESAAN GEREJA
1.    Pengertian Keesaan dan Oikumene.
Pengertian keesaan dan oikumene.
Keesaat berasal dari kata “esa” artinya satu. Keesaan gereja berarti gereja yang satu. Kata yang dipergunakan untuk menjelaskan arti keesaan gereja ialah kata “oikumene”. Kata oikumene terdiri dari dua kata : “oikos” artinya “rumah” dan “menei” artinya “bersama”. Jadi, oikumene sebagai wadah atau lembaga dimana gereja-gereja - yang terdiri dari berbagai latar belakang ajaran, denominasi, suku, bangsa dan bahasa - menyatukan diri atau mengesa.
2.    Mengapa gereja-gereja di Indonesia perlu mengesa ?
a.     Pertama, karena Kristus menghendakinya, seperti yang digambarkan dalam doa Tuhan Yesus dalam Yohanes 17, (harap supaya dibaca semuanya).
b.     Kedua, karena Gereja-gereja di Indonesia terdiri dari berbagai organisasi gereja, denominasi yang terpecah-pecah, sehingga tidak menampakkan wujudnya sebagai tubuh Kristus yang utuh di dunia ini.
c.     Ketiga, karena keutuhan gereja-gereja yang mengesa merupakan jaminan kekuatannya dalam melaksanakan tugas panggilannya untuk bersaksi, bersekutu dan melayani, baik ke dalam maupun keluar.
3.    Upaya bersama untuk mewujudkan keesaan Gereja-gereja.
a.     Mewujudnyatakan Gereja Kristen yang Esa di Indonesia, lahirlah DGI (Dewan Gereja-gereja di Indonesia) 25 Mei 1950. Dalam Sidang Raya DGI X/1984 di Ambon, nama DGI diganti menjadi PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia). Kata “Dewan” diganti dengan kata “Persekutuan”, karena kata itu lebih bersifat gerejawi.
b.     Untuk lebih mengupayakan tercapainya Gereja Kristen yang Esa di Indonesia, oleh Sidang Raya PGI X/1984 tersebut, disepakati Lima Dokumen Keesaan Gereja (LDKG), terdiri dari :
dok.1. Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama (PTPB).
dok.2. Pemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK).
dok.3. Piagam Saling Mengakui dan Saling Menerima (PSMSM).
dok.4. Tata Dasar PGI.
dok.5. Menuju Kemandirian Teologi, Daya dan Dana.


TM ke VIII.GEREJA DI INDONESIA
1.    Keberadaan Gereja-Gereja di Indonesia.
Gereja-gereja di Indonesia dihadirkan oleh Allah di tengah-tengah bangsa dan negara ciptaan-Nya. Sehubungan dengan itu kehadiran Gereja-gereja di Indonesia harus dipahami sebagai tanda kehadiran Allah untuk menunjukkan tindakan penyelamatan Allah bagi bangsa dan negara Indonesia. Dalam I Petrus 2: “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib”.

2.    Hubungan Gereja dan Negara.
Hubungan gereja dan negara adalah hubungan simetris. Artinya, bukan hubungan tuan dan hamba melainkan hubungan kemitraan yang paralel dan bukan vertikal. Hubungan kemitraan yang paralel itu, memungkinkan gereja menyatakan dirinya sebagai nabi dan imam dalam rangka mewujudkan kebenaran dan keadilan. Untuk memperjelas hubungan simetris itu, dijelaskan dalam Mat. 22:21b, Lalu kata Yesus kepada mereka : “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”. Dalam PL ditekankan bahwa gereja dipilih menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (termasuk Indonesia), menjadi terang sampai ke ujung bumi agar bangsa-bangsa memperoleh keselamatan (baca Yes 42:6 dan 49:6b).

3.    Fungsi Gereja di tengah-tengah masyarakat dan bangsa.
Menurut kesaksian Alkitab, gereja berfungsi sebagai terang, garam dan surat Kristus. Kalau gereja mau berfungsi dengan baik, maka gereja harus bertindak : Pertama, seperti garam, memberi rasa nyaman kepada sekitarnya dengan melalui pengorbanan. Kedua, sebagai terang yang menerangi sekitarnya, seperti pelita yang ditempatkan di atas gantang, dengan risiko ia setiap waktu tidak pernah tenang dari tantangan. Angin terus menerus menerpa dirinya, tetapi ia tetap menyala dan memberi terang. Ketiga, sebagai surat Kristus, artinya menjadi penyampai isi hati Kristus. Untuk itu gereja harus siap untuk dibaca oleh semua orang, mampu menerangkan apa yang diinginkan oleh Kristus. Jadi gereja ditempatkan Allah supaya menjadi gereja yang misioner (teman sekerja Kristus yang menjalankan misi-Nya). Gereja baru menjadi misioner kalau gereja setia mencontoh Kristus dalam pelayanannya.


D. IMAN KRISTEN
DAN IPTEK

TM ke IX. SIKAP HIDUP KRISTEN.
(lihat blog berikutnya)!